![]() |
gambar 1. |
Teori spesiasi pada mahkluk hidup sampai saat ini masih menjadi penjelasan yang paling ilmiah atas persoalan mengenai keanekaragaman mahkluk hidup. Tetapi tidak cukup memberi jawaban yang memuaskan atas permasalahan yag timbul bagi para naturalis sejak dicetuskannya teori Evolusi oleh Charles Darwin : bagaimana mungkin satu individu dapat berkembang menjadi dua individu yang berbeda ?.
Mekanisme spesiasi yang terjadi di alam menuntut sedikitnya dua proses yang dapat diinterpretasikan. Isolasi geografis dan isolasi reproduksi. Isolasi geografis terjadi jika terdapat sungai atau pegunungan yang memisahkan populasi suatu spesies selama ratusan generasi dan bila memungkinkan untuk bertemu lagi, mereka tidak akan mampu untuk berkembang biak. Sedangkan isolasi reproduksi terjadi jika organisme tersebut tidak terpisah secara fisik, namun memilih untuk tidak kawin-mawin satu sama lain. Yang berarti pula isolasi secara genetik. Tetapi, mungkinkah hal seperti ini dapat terjadi ?
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran pola-pola pewarnaan sayap pada kupu-kupu jantan dari genus Agrodiaetus dari perak, biru, menjadi coklat. Sedangkan pewarnaan sayap pada kupu-kupu betina dari genus yang sama tetap berwarna coklat. Cukup mengherankan, karena kupu-kupu dari genus Agrodiaetus tersebut hidup berdampingan dan dalam lingup geografis yang sama. Kupu-kupu jantan yang memiliki sayap berwarna mencolok diketahui pula memiliki penguasaan atas habitat dan populasi kupu-kupu genus Agrodiaetus dari kupu-kupu jantan yang lain. Pewarnaan pada sayap kupu-kupu yang dimaksud, dimungkinkan juga sebagai penanda bagi kupu-kupu yang lain untuk mencegah terjadinya kawin silang dan memunculkan spesies mereka sendiri. Hal ini memiliki efek meminimalisir proses kawin-mawin antar spesies, sehingga mendorong isolasi genetik, dan divergensi spesies. Munculnya pola-pola pewrnaan sayap yang berbeda tersebut, merupakan sebuah petunjuk bahwa organisme hibrida (pada suatu spesies yang masih memiliki kekerabatan yang cukup dekat ataupun pada sub-spesies) yang biasanya tidak diinginkan dapat hidup bersama-sama dengan komunitas mereka. Meski memiliki banyak spesies untuk dapat berkembang biak, keturunan hibrida dari genus Agrodiaetus cenderung agak kurus dan sangat kecil kemungkinannya untuk berkembang biak.
Proses ini yang selanjutnya disebut sebagai "penguatan" yang akan mendukung proses spesiasi dari suatu spesies di alam yang dengan sendirinya memunculkan seleksi alam itu sendiri.
Selengkapnya
Mekanisme spesiasi yang terjadi di alam menuntut sedikitnya dua proses yang dapat diinterpretasikan. Isolasi geografis dan isolasi reproduksi. Isolasi geografis terjadi jika terdapat sungai atau pegunungan yang memisahkan populasi suatu spesies selama ratusan generasi dan bila memungkinkan untuk bertemu lagi, mereka tidak akan mampu untuk berkembang biak. Sedangkan isolasi reproduksi terjadi jika organisme tersebut tidak terpisah secara fisik, namun memilih untuk tidak kawin-mawin satu sama lain. Yang berarti pula isolasi secara genetik. Tetapi, mungkinkah hal seperti ini dapat terjadi ?
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran pola-pola pewarnaan sayap pada kupu-kupu jantan dari genus Agrodiaetus dari perak, biru, menjadi coklat. Sedangkan pewarnaan sayap pada kupu-kupu betina dari genus yang sama tetap berwarna coklat. Cukup mengherankan, karena kupu-kupu dari genus Agrodiaetus tersebut hidup berdampingan dan dalam lingup geografis yang sama. Kupu-kupu jantan yang memiliki sayap berwarna mencolok diketahui pula memiliki penguasaan atas habitat dan populasi kupu-kupu genus Agrodiaetus dari kupu-kupu jantan yang lain. Pewarnaan pada sayap kupu-kupu yang dimaksud, dimungkinkan juga sebagai penanda bagi kupu-kupu yang lain untuk mencegah terjadinya kawin silang dan memunculkan spesies mereka sendiri. Hal ini memiliki efek meminimalisir proses kawin-mawin antar spesies, sehingga mendorong isolasi genetik, dan divergensi spesies. Munculnya pola-pola pewrnaan sayap yang berbeda tersebut, merupakan sebuah petunjuk bahwa organisme hibrida (pada suatu spesies yang masih memiliki kekerabatan yang cukup dekat ataupun pada sub-spesies) yang biasanya tidak diinginkan dapat hidup bersama-sama dengan komunitas mereka. Meski memiliki banyak spesies untuk dapat berkembang biak, keturunan hibrida dari genus Agrodiaetus cenderung agak kurus dan sangat kecil kemungkinannya untuk berkembang biak.
Proses ini yang selanjutnya disebut sebagai "penguatan" yang akan mendukung proses spesiasi dari suatu spesies di alam yang dengan sendirinya memunculkan seleksi alam itu sendiri.
Selengkapnya
0 comments:
Post a Comment